Senin, 12 Juli 2010

Haid dan anekdot tentang keadilan islam



Gambar: http://millahibrohim.files.wordpress.com/2009/11/poligami.jpg
Saya tercengang waktu pertama kali membaca buku karangan mbah misbah musthofa dalam bukunya "shalat dan tata krama"disana beliau salah satunya menguraikan tentang keadilan islam mengenai poligami. berikut akan saya paparkan kepada anda bagaimana beliau dapat menjelaskan kepada kita mengenai adilnya hukum islam hingga meperbolehkan pria poligami.
Kita sering mendengar ejekan dan komentar miring dari kalangan baik non muslim maupun muslim bahwa agama islam itu tidak adil. mengapa demikian? karena kaum pria diperbolehkan poligami, yakni menikahi wanita sampai empat orang. sementara kaum wanit hanya diperbolehkan bersuami seorang saja. kalau keadaannya seperti ini, maka dimana letak keadilan islam? apabila kaum pria tidak diperbolehkan beristri lbih dari satu, justru hal ini tidak adil. kenapa demikian? sebab, di dalam agama islam seorang suai memiliki kewajiban agar setiap harinya memberi nafkan kepada isterinya dan melindunginya agar selamat di dunia dan akhirat. sebagai wujud balas budi isteri kepada suami, si isteri harus menyerahkan dirinya kepada suami, agar si suami merasa terhibur dan memperoleh hak-haknya secara utuh. tetapi persoalannya, setiap bulan si isteri mengalami haidh selama kurang lebih 6-7 hari, atau bahkan lebih dari itu. kenyataan ini mengakibatkan isteri tidak bisa memberikan hak-hak suaminya secara utuh. dengan kata lain, i isteri curang atau mengkorupsi hak-hak suaminya selama ia haidh.
jadi disitulah letak keadilan islam. bahkan seandainya suami tidak diberi hak untuk menikahi wanita sampai 4 orang maka tu justru tidak adil. mengapa demikian? coba hitung sekarang, seandainya suami-isteri hidup berkeluarga selama 62 tahun, sudah berapa hari, bulan, tahunkah hak-hak suami dicurangi isterinya?
misalnya sukarno umur 20 tahun menikahi sukarni umur 18 tahun. jika setiap bulan sukarni haidh selama 7 hari, itu artinya sukarno sang suami kehilangan hak bersetubuh selama 84 hari dalam setiap tahunnya. jika sukarni mengalami menopause pada umur 53 tahun, berarti ia melakukan manipulasi hak bersetubuh suaminya sebanyak 84x35 tahun= 2940 hari. inibelum termasuk bila ia nifas.lantas siapa yang akan bertanggungjawab atas kerugian hak bersetubuh bagi sukarno????
anda semua dapat membayangkan sendiri betapa peritungan diatas dapat menjadi sebuah ilustrasi yang mencengangkan. bahkan secara logika sangat masuk akal, bahwa syariat islam memperbolehkan kaum laki2 untuk berister sampai 4 orang. jika menikahi lebh dari 4 orang, dilarang. karena dengan empat orang isteri itu hak suami sudah dianggap terpenuhi. meski demikian  wanita sebagai manusia yang memiliki ego sering kali tidak dapat menyatukan dan menyelaraskan antara logika ego tersebut dengan logika superego.
sedangkan kaum wanita hanya diperbolehkan bersuami satu orang, karena seandainya jika wanita diperbolehkan bersuami dua atau tiga orang, sementara ia memiliki satu anak, lalu bagaiana status anaknya itu?siapa ayahnya? lantas bagaimana dengan soal warisan jika salah seorang diantara dua atau tiga ayah meninggal dunia?berhakkah anak tersebut menerima harta warisannya?
sekali lagi inilah keadilan islam............!!!!
lantas bagaimanakah sikap kita sebagai wanita??
Ref:  Mustofa, Misbah. Shalat dan Tata Krama. 2006. Al-Misbah

Sakit dan Acceptance

Saya mempunyai seorang teman yang sedang terbaring sakit di sebuah rumah sakit di Surabaya. Begitu melihat status di FB, saya merasa dia melakukan penolakan yang sangat terhadap sakitnya. Pada saat saya menjenguknya, dia katakana penolakan itu sebagai afirmasi pada dirinya sendiri. Tapi saya rasa tidak. Coba anda perhatikan kalimat ini.

“saya disini bukan karena saya sakit, akan tetapi karena saya beristirahat “
“dokter bilang saya baru boleh pulang 5 hari lagi, tapi maaf saja, dua hari lagi saya sembuh dan akan pulang!”
“saya sudah melakukan banyak hal untuk sakit DBD saya, tapi ternyata dokter berkata bahwa saya juga terserang typhus. Sia sia saja usaha besar-besaran saya selama ini”

Dari ketiga kalimat yang saya sebutkan diatas Nampak jelas bahwa teman saya ini melakukan penolakan yang begitu kerasnya karena dia merasa sebagai orang yang tidak berguna ketika ia terbaring lemah di rumah sakit. Tak ada yang bisa dilakukannya sedangkan kegiatan yang harus ia lakukan ada banyak sekali. Maklum, teman saya ini tipe pekerja keras. Sehingga begitu tubuhnya tidak mampu lagi, ia merasa begitu menderita.
Saya begitu kasihan melihat kondisi psikologis teman saya ini. Saya rasa dia mengalami sedikit depresi akan kondisinya. Namun didepan saya dia berusaha untuk berkata “Im fine…no problem” sedangkan yang saya dapati adalah “im sick, im useless…”
Semakin ada penolakan pada diri teman saya, saya rasa sakitnya tak akan cepat sembuh. Saya berusaha untuk membantu melakukan afirmasi, saya coba katakan,
“iya, tubuhmu saat ini butuh istirahat untuk mempersiapkan aktifitasmu selanjutnya yang akan sangat menyenangkan. Namun selama tubuhmu beristirahat, kamu tetap dapat berkarya sebab otak dan pikiran kamu tak akan pernah tidur”
Saya katakan itu sebab saya tahu seorang yang mengalami typhus tidak akan diizinkan untuk berjalan-jalan selama satu bulan. Apalagi bila teman saya ini tidak merasa sakit dan berusaha berkata bahwa dia baik baik saja…maka akan semakin lama pemulihannya sebab ia akan selalu melanggar apa yang dikatakan dokter karena ia berfikir bahwa ia tidak sedang sakit.
Dua hari kemudian saya coba menghubungi teman saya lagi sebab saya ingat betul disaat saya menjenguknya tak ada satu penunggu baik dari teman maupun keluarganya yang berada di tempat itu. Saya kira dia juga merasakan kekecewaan terhadap hal itu. Hal ini Nampak ketika ia berkata :
“kamu teman satu angkatan saya yang pertama datang kemari”
“nggak tahu sih, mungkin mereka tidak tahu kalau saya sakit, padahal sudah saya tulis di status FB saya. Ada juga satu teman saya yang menelpon, tapi belum kemari”
See…..sepertinya dia merasakan kesepian ditengah sakitnya. Saya coba hubungi dia dan menawarkan diri untuk menemaninya disana sambil membawakan buku bacaan untuknya karena saya tahu dia akan sangat bosan bila hanya berbaring di tempat tidur itu.
Tapi dia menolak. Lagi lagi dia melakukan penolakan bahwa faktanya dia sendirian, faktanya dia sedang sakit dan tidak ada yang perduli dengannya namun dia juga tidak ingin dikasihani. Dia menolak kehadiran saya karena dia pikir saya datang untuk mengasihani dia sedangkan dia tidak mau dikasihani.
Kondisi ini dinamakan kondisi denial pada keadaan sakit. Bila sakitnya tambah parah, kemungkinan besar teman saya ini melakukan bargaining. Dalam kondisi denial ini teman saya akan memprotes Tuhan akan kondisinya. “mengapa saya?” , “mengapa sekarang?”, “kenapa bukan orang lain ?”
nanti bila ia berada di tahap bargaining ia bisa melakukannya kepada dokter atau kepada Tuhan. “begini saja dokter, bagaimana kalau saya rawat jalan saja, karena urusan saya banyak sekali yang harus saya selesaikan?” atau “Tuhan apabila engkau menyembuhkan saya, saya berjanji akan lebih taat kepada mu”
bila kondisi teman saya ini tetap buruk atau malah lebih parah, ia aka mulai denial kembali. Merasa bahwa Tuhan itu tidak menyayanginya,Tuhan tidak adil dan lain sebagainya.
Setelah ia marah, namun tak berdampak apapun sebab ia tetap terkapar di rumah sakit, ia mulai melakukan acceptance. Acceptance ini dibedakan menjadi dua.
Acceptance yang baik yaitu acceptance yang menerima kondisinya dengan ikhlas dan dapat mengambil hikmah pada kondisinya. Acceptance yang buruk ialah ketika ia sudah pasrah. Hal ini dapat di lihat dari perbedaan kalimat berikut,
“ya ..saya memang sakit, tapi justru karena saya sakit, saya bisa memiliki waktu untuk lebih merenungi banyak hal….ternyata ini yang Tuhan kehendaki dari saya” (good acceptance)
“ya mau bagaimana lagi! Ya sudah lah..memang begini keadaan saya!” (bad acceptance)
Semoga saja teman saya yang satu ini segera mendapatkan good acceptancenya.



“ketika kamu terjatuh, kamu masih bisa memungut apa yang ada di sekitarmu”

Minggu, 11 Juli 2010

iklim investasi bojonegoro

Gambar: http://www.200ribu.com/images/mencari_member_investasi.jpg
iklim investasi di daerah Bojonegoro tergolong buruk untuk PMDN (penanaman modal dalam negeri. hal ini dapat diketahui dari data rangking proyek PMDN per lokasi wilayah Jawa Timur tahun 2008. Bojonegoro hanya memiliki 2 buah proyek dengan total nilai 12229 juta, dibandingkn dengan wilayah-wilayah lainnya seperti kediri 25 proyek, malang 69 proyek, mojokerto 59 , Bojonegoro sangat jauh tertinggal. perbedaan ini disebabkan karena perda mengenai investasi yang dikeluarkan masing-masing daerah tidaklah sama. perda Bojonegoro dinilai kurang akomodatif untuk memancing investor, berbagai peraturan dan kebijakan terkait keamanan, pajak, perijinan, dsb dinilai kurang melayani investor. karena secara psikologis, orang bekerja itu membutuhkan rasa nyaman, aman sehingga kondisi memungkinkan untuk bisnisnya dapat berjalan. selanjutnya dari sudut pandang ekonomis dapat menghasilkan profit bagi penanam modal, termasuk di dalamnya keinginan untuk bisa balik modal dengan cepat. sehingga investor ini butuh untuk mendapatkan pelayanan. ketertarikan investor untuk berinvestasi di suatu daerah akan berakibat pada signifikansi pendapatan asli daerah tersebut. disamping itu, saat ini daerah memang dituntut untuk memiliki kemandirian. wujud dari kemandirian daerah tersebut, dapat dituangkan dalam pembuatan blueprint peraturan yang dapat membuat nyaman pelaku investasi.

Data iklim investasi Jawatimur:
http://www.jatimprov.go.id/index.php?option=bankdata&task=tag&tag=penanaman%20modal&Itemid=94

REBT untuk Psikosomatis...


Gambar: http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2008/10/24/011746p.jpg
A. Psikosomatis
Psikosomatis disorder merupakan aneka keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan psikologis dan sosial, secara medis orang ini terganggu akan tetapi gangguan tersebut sebenarnya berasal dari pengaruh kondisi psikisnya. Mungkin tidak ada hubungan langsung, namun gejala tersebut nyata. Sekali dua kali, kita pasti pernah mengalaminya. Kondisi ini wajar bagi orang yang memiliki target, kebanggaan, percaya diri, dan aspek mental lainnya. Intinya, psikosomatis adalah kondisi yang wajar selama tidak ekstrim. Kondisi psikologis yang paling dominan menyebabkan penyakit-penyakit ini adalah stress yang artinya tekanan, penyakit stress adalah penyakit yang mengganggu kejiwaan seseorang karena tidak dapat mengatasi/menyalurkan dan mencari jalan keluar yang tepat, baik dan benar agar tekanan tersebut tidak mengganggu sistem saraf dan mengakibatkan depresi mental. Psikosomatis adalah reaksi badan atas suatu kondisi mental, sehingga bidang penanganan adalah mental. Psikosomatis ini biasanya ditandai dengan gejala depresi dan kecemasan. Perasaaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisiknya. Jadi Psikosomatik dapat disebut sebagai penyakit gabungan, fisik dan mental, yang dalam bahasa Arab disebut nafsajasadiyyah atau nafsabiolojiyyah. Yang sakit sebenarnya jiwanya, tetapi menjelma dalam bentuk sakit fisik.
Sindroma psikosomatik mempunyai gejala fisik berupa; (1) penyakit salah satu sistem tubuh yang paling rentan bagi pasien, misalnya; asma (sistem respiratorius), neurodermatitis (sistem integumentum), ulkus peptikum (sistem digestivus), artritis rematik (sistem muskuloskeletal), PJK dan aritmia (sistem kardiovaskuler), dan migrain (sistem neurologik). Pada sindroma psikosomatik ini dijumpai pula (2) patologi organ (+) dan (3) mekanisme patofisiologik (+),hypertensi, gagal jantung, gagal ginjal, buta sementara, lumpuh sementara,. Gejala psikis berupa (1) munculnya gejala sistem tersebut berkaitan dengan waktu dan stimulus lingkungan yang secara psikologis bermakna bagi pasien dan (2) faktor psikologis tersebut bukan merupakan gangguan mental yang spesifik. Contoh gejala lain seperti paranoid (ketakutan yang berlebihan), berhalusinasi/shizoprane, berbuat asosial dan anarkis sampai bisa melakukan bunuh diri.


B. Pendekatan Psikoterapi
Pendekatan psikoterapi yang dapat digunakan dalam menangani kasus gangguan psikosomatis adalah pendekatan psikoterapi Rational Emotif Behavior Therapy (REBT). Dimana penderita memiliki masalah yang terletak pada ranah ketidak sadarannya, penderita memiliki pemikiran-pemikiran, ketakutan-ketakutan, kecemasan yang irrasional terhadap masalah yang sedang dihadapinya, serta penderita psikosomatis ini tidak memiliki dan tidak dapat mengatasi/menyalurkan dan mencari jalan keluar yang tepat, baik dan benar terhadap masalahnya, agar masalah tersebut selanjutnya tidak menjadi tekanan yang dapat mengganggu sistem saraf dan mengakibatkan depresi mental.Jadi klien perlu dibantu menemukan akar masalahnya jauh di pikiran bawah sadarnya. Seringkali apa yang tampaknya menjadi masalah, menurut pikiran sadar, ternyata berbeda dengan yang dinyatakan oleh pikiran bawah sadar. Sehingga dengan menggunakan pendekatan psikoterapi REBT ini, seseorang dapat diarahkan untuk belajar memandang dengan cara yang lebih realistik, melalui latihan, serta membuat orang lain menjadi bagian dari dirinya, seseorang akan mengalami penerimaan diri yang lebih besar dan merasa lebih puas dalam hidupnya dengan cara mengembangkan perspektif berbasis kenyataan. Sehingga dengan demikian, tugas terapis adalah membantu memodifikasi filosofi yang dimiliki oleh klien.
Dalam pendekatan psikoterapi REBT,tidak terdapat teknik-teknik khusus yang harus digunakan oleh tertapis, akan tetapi pada intinya diharapkan terapis dapat membantu penderita membawa dan mengarahkan pemikiran irrasionalnya kepada pemikiran dan kondisi yang akhirnya mengarah pada perilaku yang lebih produktif sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi gangguan psikosomatis yang merugikan yang dialami oleh penderita. Menunjukkan kepada klien bahwa ketakutannya menghadapi masa depan sendirian tanpa sosok sang pacar yang memang dianggapnya wanita yang kuat, tegar, dan pandai, merupakan keyakinan yang irasional yang selama ini mempengaruhi pemikirannya, menujukkan bagaimana klien mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikapnya yaitu membuat klien mengetahui bagaimana sikap-sikap atau keyakinan yang lebih baik seharusnya ia gunakan dalam memandang permasalahan dan dalam menempatkan posisinya dalam hubungan yang ia jalin dengan sang pacar, dan menunjukkan secara kognitif bahwa klien telah memasukkan banyak “keharusan”, “sebaiknya”, dan “semestinya dalam memikirkan jalannya hubungan dengan kekasih.
Selain menggunakan pendekatan terapi diatas, penyembuhan seseorang akibat gangguan psikosomatik ini juga dapat dilakukan dengan menganjurkan pola hidup yang baik, olah raga, menyalurkan hobi, dan yang juga sangat penting adalah meningkatkan ibadah. Dengan peningkatan motivasi beribadah dan sikap beribadah, maka pasien akan memperkuat mental dan psikisnya , dan mendapat ketenangan.
Gangguan psikosomatik tidak terlepas dari berbagai stresor psikososial dimana setiap keadaan atau peristiwa menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga ia harus belajar menyesuaikan diri, mempersiapkan, serta menanggulangi segala perubahan yang timbul. Lain dari pada itu, penderita juga diharapkan untuk lebih memperluas pergaulan dengan lingkungan sekitar dan mulai belajar untuk lebih membuka diri terhadap lingkungan sosial sehingga untuk kehidupan lebih lanjut, penderita akan bisa mendapatkan manfaat dari hal tersebut, yaitu dengan cara bertukar pendapat dengan orang-orang yang ada disekitar lingkungan sosialnya, sehingga ia dapat menyaring pemikiran yang akan menjadi filosofi hidupnya.

B. Rancangan Intervensi
REBT merupakan sistem pengobatan baik teori dan praktek yang digunakan untuk membangun kolaborasi aliansi terapeutik. REBT digunakan untuk mengajarkan klien penderita psikosomatis mengenai bagaimana asumsi dan belief mengenai “seHARUSnya” sering kali tidak perlu mengganggu diri klien sendiri, bagaimana cara un-upset diri mereka dan kemudian bagaimana cara menguasakan diri mereka untuk memimpin lebih bahagia dan lebih memenuhi hidup. Dengan REBT, terapis dapat memahami kekhawatiran klien dari titik acuan dan bekerja sebagai fasilitator, guru dan penyemangat. Selain itu, melalui pendekatan psikoterapi REBT, Klien dibawa untuk menyadari dan mengakui adanya masalah dan mengidentifikasi setiap 'meta gangguan' tentang masalah itu (yakni, masalah tentang masalah ini, seperti rasa bersalah tentang sedang tertekan), menyadarkan klien bahwa sakit yang selama ini sering diderita olehnya bukanlah murni pengaruh kondisi fisik semata, akan tetapi terdapat andil dari factor psikisnya juga. Sehingga dengan demikian, klien kemudian mengidentifikasi kepercayaan yang irasional yang sebenarnya menyebabkan masalah dan memahami mengapa ini irrasional dan mengapa pilihan yang rasional lebih baik. Serta terapis menunjukkan verbalisasi-verbalisasi diri klien terhadap apa yang ia idealkan bersama pasangannya merupakan sumber utama dari gangguan-gangguan emosional yang dialami olehnya dan berpengaruh pada system sarafnya. Selanjutnya, klien menghadapi tantangan kepercayaan mereka yang tidak logis yang akhirnya dapat menjadi pemicu atas ,kemudian mengarahkan kerja kognitif, perilaku, emosi mereka untuk memperkuat keyakinan dalam rasional alternative, yaitu bahwa klien mengubah keyakinannya yang tidak dapat hidup dengan lebih baik tanpa sang pasangan mendampinginya sampai klien berpikir bahwa ia juga orang yang berharga dan bias menyelesaikan sesuatu secara mandiri jika ia mau. Disini peran terapis selanjutnya yaitu memberikan tugas-tugas yang sebelumnya diputuskan melalui kesepakatan dengan klien mengenai sejauh mana perubahan klien dalam suatu waktu tertentu hendaknya mengalami perkembangan. Dan disini, tugas klien untuk belajar menerapkan secara konsisten mengenai kesepakatan yang telah dibuatnya bersama terapis.

Selasa, 22 Juni 2010

Nugie - Lentera Jiwa (RBT Telkomsel & Esia: 2210270, XL & Indosat: "LENT...

Lentera Jiwa

Lentera Jiwa
lama sudah kumencari apa yang hendak kulakukan
segala titik kujelajahi tiada satupun kumengerti
tersesatkah aku disamudra hidupku

kata-kata yang kubaca terkadang tak mudah kucerna
bunga-bunga dan rerumputan bilakah kau tahu jawabnya
inikah jalanku inikah takdirku

reff:
kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
yang slalu membunyikan cinta
kupercaya dan kuyakini murninya nurani menjadi penunjuk jalanku
lentera jiwaku

lirik : http://gudanglagu.com/n/nugie/nugie-lentera-jiwa/

Lentera jiwa alias passion orang menyebutnya berawal dari sebuah pencarian, karena kita tidak akan tahu bahwa kita menemukan ketika kita tidak pernah mencarinya. Mungkin dapat ditemukan dari sebuah ketidak sengajaan, maupun melalui sebuah pencarian yang panjang, mungkin dalam waktu singkat, atau bahkan yang sering saya dengar banyak orang menemukannya dalam hitungan tahun. Dalam pencariannya seseorang terkadang banyak mengalami keterjatuhan, dari satu lubang ke lubang yang lain, dari satu kondisi ke kondisi yang lain, dari satu sisi ke sisi yang lain, keterpurukan demi keterpurukan, akan tetapi hal tersebut tidaklah mengapa, karena yang terpenting adalah bahwa kita harus berhasil memungut sesuatu disekitar tempat kita terjatuh, apapun itu. Sampai akhirnya tiba di suatu keadaan atau hal yang menimbulkan keinginan dari dalam hati (suara hati) untuk mau menggeluti dan memperjuangkannya bahkan sering terjadi dalam memperjuangkan passion sebagai sesuatu yang kita ingin terus asah dan perbaiki kita perlu meninggalkan dan pergi dari kesehari-harian atau bisa jadi «out of the box» (kadang suara hati bersinggungan dengan suara kebanyakan orang)

Dan kita bisa mencoba memulai dengan bertanya pada diri sendiri tentang :
apa sih yang saya pengen lakuin ?
apa yang saya seneng ?
dan pikirkan secara fokus dan berkesinambungan,
dan selalu ingat bahwa mungkin bisa jadi banyak orang tidak setuju dengan apa yang kita lakukan tapi bahwa ternyata memang itu yang ”menyenangkan” untuk dilakukan.

Ia Tidak Berhenti, Karena Cinta Ternyata di Sekelilingnya
Ia tidak Berhenti, Karena Memilih Tegak Meski Tertatih-tatih
Ia Tidak Berhenti, Karena Harus Menjadi Pelita Lingkungan
Ia Tidak Berhenti, Karena Ia Punya Mimpi
Ia Tidak Berhenti, Karena Batinnya Kaya, kekayaan hakiki, yang membuat manusia tidak patah, tidak kalah. Sampai kapan pun.
Demikianlah. Meski tersendat-sendat, mereka sudah memilih.
Dikutip: ”Lentera kehidupan”

Rabu, 26 Mei 2010

Tentang MaulidaHabsyi

Anak yang sangat dekat dengan sosok seorang ayah dan pengagum figure ayah

Perempuan yang memberanikan diri dan berusaha mandiri,

Wanita yang terus menerus mencari tahu apa yang ia cari, tak bosan mencari tujuan hidup, demi keinginan untuk dapat bemanfaat bagi orang lain

Berbekal pengetahuan psikologi untuk memahami diri dan lingkungannya

Memiliki passion dalam aktivitas out door, pekerjaan yang mobile, karena tidak ingin merasa bosan dan tidak ingin stug pada suatu posisi, selalu ingin dapat terus berinteraksi dengan berbagai macam orang, mengamati mereka, belajar banyak hal dari mereka, cara yang ingin dipilih untuk dinikmati

Memiliki cita-cita untuk menjadi seorang marketer yang andal

Dan telah melakukan beberapa aktivitas nyata sebagai pijakan-pijakan awal untuk meniti hasrat karirnya

Memberanikan diri untuk bermimpi, memberanikan diri untuk berani menghadapi masalah dan memberanikan diri untuk berani bangkit kembali setelah terpuruk

Tertarik pada orang-orang yang memiliki passion yang sama dengannya dimana passionnya itu dapat menggerakan dirinya, berharap dapat belajar banyak dari mereka dan berharap ada jalan untuk dapat bekerjasama dengan mereka